Kamis, 05 Desember 2013

BELAJAR PERLU DI AKTUALISASIKAN



Saat saya masih SMA muncul pikiran untuk apa kita belajar matematika,  buat apa kita belajar sosiologi, buat apa kita belajar antropologi, toh semua pelajaran yang kita dapatkan di sekolahan tidak digunakan ketika kita masuk menjadi tenaga pabrik rokok, mau giling harus dengan rumus 2x – 3y2, atau kita mengerti dan memahami kebudayaan merokok?, penemu rokok?, atau kita harus melihat strata sosial dilingkungan kerja untuk produktivitas?, jelas gak mungkinlah + alay gitu looh. apalagi bahasa inggris ketika sebagai tenaga Mbatil (Finishing produksi Sistem Kerja Tangan) di pabrik rokok bicara dengan mandor (pengawas) dengan bahasa inggris, malah dapat teguran teman "asal british lu".
Kemudian ketika kita berangkat sekolah berpamitan mendapat pesan dari orang tua “sekolah sing sregep yo lee, men entok kerjaan” yang artinya sekolah yang rajin ya nak, agar nanti mudah mendapatkan pekerjaan. Doktrin yang sangat mendalam sampai masuk kedalam alam bawah sadar kita yang menyebabkan bangunan konsep pemikiran yang kuat, Sehingga ketika kita lulus harus mendapatkan pekerjaan, dan jika tidak mendapatkan pekerjaan akan malu di lingkungan. Phobia semacam itu yang menyebabkan kita tidak leluasa dan berada dalam kondisi tertekan sehingga pemikiran yang seharusnya dapat kita optimalkan menjadi terpenjara dalam keadaan tersebut. Namun apakah benar bahwa konsep belajar dan pendidikan itu bertujuan hanya mendapatkan pekerjaan saja?,

Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.

Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.

Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.

Menurut M.J. Langeveld ; pengertian Pendidikan adalah merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan. Pendidikan ialah usaha menolong anak untuk melaksanakan tugastugas hidupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan-diri-susila dan tanggung jawab.

Driyarkara mengatakan bahwa didefinisikan Pendidikan adlah sebagai upaya memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani. (Driyarkara, Driyarkara Tentang Pendidikan, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1950, hlm.74.)

Menurut Stella van Petten Henderson Pendidikan merupakan kombinasai dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial. Kohnstamm dan Gunning (1995) : Pendidikan adalah pembentukan hati nurani. Pendidikan adalah proses pembentukan diri dan penetuan-diri secara etis, sesuai denga hati nurani.

Aducation is all one with growing; it has no end beyond itself. (pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan; pendidikan sendiri tidak punya tujuan akhir di balik dirinya). John Dewey (1978)

Menurut H.H Horne Dalam pengertian luas, pendidikan merupakan perangkat dengan mana kelompok sosial melanjutkan keberadaannya memperbaharui diri sendiri, dan mempertahankan ideal-idealnya. Carter V. Good Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga iya dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan kepribadiannya.

Sedangkan menurut Thedore Brameld Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa warga masyarakat yang baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah).
Pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa proses Belajar adalah usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.

Pengertian Pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah. Dalam proses pendidikan terselip pesan untuk tetap melangsungkan keberadaan masyarakat dengan cara meyakinkan dan mengembangkannya. Proses pendidikan formal tidak bisa lepas dari pendidikan Informal namun harus tetap terhubung.

Pengertian di atas menjelaskan bahwa proses belajar tidak hanya berhenti di bangku sekolahan saja namun harus tetap dikembangkan dengan pola yang pragmatis dan kaku. Dalam proses belajar atau pendidikan terselip pesan filosofi yang harus gali, missal ketika kita belajar matematika kita tidak hanya sebatas menghitung dan menghitung, pelajaran matematika yang diberikan kepada kita saat sekolah itu melatih kita untuk dapat menyelesaikan masalah dengan kesabaran dan kecintaan. Proses belajar yang di peroleh adalah simulasi yang menyebabkan kita untuk berkembang dan trus berkembang.





0 komentar: