Rabu, 01 Juli 2015

PUASA RAMADHAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS IHSAN

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

 الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى
 اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

A’udzubillahi minassaythonirrojim, Bismillahirrohmanirrohim. Qolallahu ta’ala fil qur’anil karim :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Puji Syukur Kehadirat Allah Subhanahu Wata'ala, karena berkat rahmat,  hidayah serta Nikmat Nya kita masih bisa menjalankan ibadah puasa Rhamadhan sampai dengan hari ini, Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada Junjungan Kita Nabi Muhammad Sholallahu 'alaihi Wassalam yang telah membawa kita dari Jaman Jahiliyah menuju kejaman yang ber Adab dan bermartabat.

Sahabat - sahabatku Rohimakumulloh
Dalam sebuah Hadits Qudsy Allah menyatakan bahwa urusan pahala puasa adalah urusan pribadi hamba dengan Allah SWT. karena hakikat puasa seseorang hanya Allah SWT yang tahu bukan keluarga maupun lingkungannya. 
Bukankah ini berarti selama berpuasa seseorang yakin berada di bawah pengawasan-Nya. Sungguh luar biasa apabila perasaan ini kita terapkan di semua laku kehidupan kita.

Dalam konteks puasa sesungguhnya Islam dan Iman adalah dua hal yang secara teoritis telah terlewati. Karena ketika kita berpuasa tentunya kita adalah seorang muslim. Bukankan islam merupakan syarat wajib puasa yang paling utama? Dan puasa sendiri merupakan rukun Islam yang keempat. Sampai di sini permasalahan islam dalam puasa telah sempurna.
Surat Al Baqoroh 183 yang saya sebutkan diatas dengan tegas mengatakan يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا 
Hai.... Orang - orang yang beriman, bahwa perintah puasa ditujukan kepada orang - orang yang beriman, iman sesunguhnya tidak bisa dipisahkan begitu saja dengan Islam. Jika Islam merupakan kegiatan lahiriyah, maka iman merupakan kandungan yang terdapat dalam kegiatan tersebut. Jika Islam diibaratkan sebagai balon udara, maka iman adalah udaranya. Begitupula dalam puasa. Jika menahan lapar, dahaga, nafsu merupakan tindakan riil dalam berpuasa, maka beritikad bahwa apa yang kita lakukan merupakan perintah Allah yang haq dan jalan menuju ridha-Nya itulah iman.
Karena itu membicarakan iman secara otomatis akan menggandeng islam pula. karena iman sebagaimana didefinisikan para ulama sebagai pembenaran dengan hati, ucapan dengan lisan, dan amalan dengan anggota badan. Bukankah amalan dengan anggota badan adalah Islam? Oleh karena itu dapat bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan.
Itulah keterangan tentang Islam, Iman dan hubungannya dengan berpuasa lantas bagaimanakah hubungan ihsan dengan puasa? Sesungguhnya jika kita sejenak mau berpikir lebih dalam tentang ihsan sebagaimana diterangkan dalam hadits berikut ini yang bunyinya:

قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
Artinya :
Kemudian dia (lelaki itu) berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu Rasulullah saw bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . HR Muslim

Hadist ini sebenarnya diriwayatkan Umar Rodliyallahuan, saat beliau duduk duduk di dekat Nabi Muhammad SAW datanglah Malaikat Jibril dan bertanya kepada Rosulullah tentang Pengertian Iman Islam dan Ikhsan

Dan menghubungkannya dengan hadits puasa yang diriwayatkan Dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah Sallallahu’alaihi Wa salam bersabda:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : 
إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

"Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya."

Bila kita cermati, pada akhir Hadits kedua, Allah SWT sendiri mengatakan dengan gamblang bahwa tentang pahala puasa adalah urusanku, tidak dapat dihitung dan dikira-kira sebagaimana pahala ibadah lain.
Hadits ini sebenarnya telah menjelaskan kepada kita bahwa siapapun yang sedang puasa, senantiasa berada dibawah pengawasan-Nya. Allah senantiasa melihat polah tingkah seorang yang berpuasa.  Apakah benar dia tidak minum ketika seorang diri? Apakah dia tidak makan di dalam mobil pribadinya? Semua ada dalam pantauan-Nya. Karena itulah puasa adalah urusan pribadi dengan Allah, bukan dengan keluarga atau pun yang lainnya. Bisa saja dia berlaku seolah puasa di depan keluarga, teman atau tetangganya, tetapi tidak bisa pura-pura di hadapan Allah SWT.
Ini berarti konsep puasa sebagaimana kita fahami bersama, sejalan dengan konsep Ihsan yang berbunyi “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” jika kita tidak dapat melihat Allah karena kondisi kita sebagai yang belum suci dari najis dosa dan maksiat, yakinlah bahwa Allah senantiasa melihat kita. Inilah tingkatan Ihsan yang kedua tingkatan terendah yang oleh para sufi disebut dengan Muraqabah merasa diri diawasi oleh Allah. Masyallah sungguh dahsyat sekali posisi seorang muslim apabila selalu merasa di awasi Allah SWT dalam semua lakunya, tidak hanya yang berhubungan dengan batalnya puasa tetapi kesemua amal manusia. Pastilah tidak akan ada orang korupsi, pastilah tidak ada pencuri, pastilah tidak ada maksiat. Karena selalu merasa yakin Allah swt mengawasi dan melihat semua yang kita lakukan.

Inilah yang dimaksud dengan meningkatkan kualitas Ihsan, hendaknya Ihsan tidak hanya diterapkan pada hal-hal yang membatalkan puasa, tetapi kesemua laku tindakan keseharian. Insya Allah ketika tingkat muraqabah telah kita capai, semoga Allah SWT menghadiahi kita tingkat Musyahadah, yaitu tingkatan Ihsan tertinggi yaitu apabila engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. amien

Demikianlah sedikit Kultum kali ini semoga bermanfaat untuk diri saya pribadi dan semoga juga para Jama’ah pada umunya. Semoga Allah memberikan kemampuan kepada kita semua berada dalam kondisi muraqabah secara istiqamah agar selanjutnya mendapat hadiah dari-Nya posisi musyahadah.

Akhiru Kalam Wallahu Muwafiq ila Aqwamittoriq

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 


M4H/Romadlon 1436



0 komentar: