Selasa, 06 Januari 2015

Ritual Kematian Bayi di Zaman Es Terungkap

Tim arkeolog dari University of Alaska yang dipimpin oleh Prof. Ben Fotter berhasil menemukan sisa-sisa kremasi kerangka rapuh dua bayi yang diperkirakan berusia 11.500 tahun. Para peneliti menemukan kerangka bayi berusia 3 tahun dengan panjang 15,7 inci (40 Cm) tersebut di sebuah perapian di Upward Sun River sebuah situs Arkeologi di Alaska Tengah pada tahun 2010 dan pada tahun 2013 mulai menggali situs tersebut.


Sisa-sisa kerangka bayi dengan posisi kaki di tekuk ke arah dada merupakan hal yang luar biasa dan tidak biasa. Sebuah analisis pada gigi dan tulang bayi tersebut menunjukan bahwa bayi tersebut merupakan manusia termuda dari Zaman Pleistosen (zaman es). Pada tempat itu para peneliti juga menemukan alat untuk berburu seperti anak panah dari batu dan tombak serta foreshafts terbuat dari tanduk yang di ukir. Dengan adanya alat berburu di dekat kedua kerangka bayi tersebut menandakan bahwa berburu, memancing atau senjata berburu lainnya sangatlah penting bagi orang-orang pada zaman es.

"Hubungan antara kedua bayi tersebut yang kemungkinannya adalah perempuan merupakan masih menjadi misteri. Ada kemungkinan juga bahwa kedua bayi tersebut adalah kembar, Untuk itu perlu penelitian lebih lanjut". ujar Potter.

"Pada saat bersamaan Tim juga menemukan tulang tupai dan salmon. Dengan adanya tulang-tulang hewan tersebut terutama ikan salmon menunjukkan bahwa penguburan bayi tersebut berlangsung selama musim panas ketika hewan-hewan ini biasanya muncul di wilayah tersebut". ujar Potter lagi.

Dengan adanya penemuan ini akan memberikan informasi yang besar tentang Alaska pada 11.500 tahun yang lalu itu serta dapat membantu para peneliti memahami ritual kematian manusia di Alaska Utara pada Zaman Es.

Study ini dipublikasikan secara online dalam Journal Proceedings of the Natioanal Academy of Sociences - LiveScience.   

- See more at: http://mahessa83.blogspot.com/2015/01/mengungkap-ritual-kematian-penemuan-bayi-dari-zaman-es.html#sthash.k7Tyrvpw.dpuf

0 komentar: