Rabu, 13 November 2013

REMBUK PASAR REJOSARI (PEMERINTAH MENEGASKAN PASAR REJOSARI TETAP DI BANGUN



Riwayat Pasar Rejosari yang dibangun tahun 1980 adalah bekas pasar hewan dengan konsep tradisional digabung terminal, pada tahun tersebut pembangunan menggunakan Dana Inpres. kemudian pada tahun 2001 di area terminal dibangun los untuk pasar barang bekas.
Pada tanggal 26 Oktober 2008 los pasar Rejosari terbakar kemudian pedagang Los di buatkan TPPS ex terminal, Los TPPS eks Kebakaran sangat sederhana karena hanya memindahkan sementara, agar pedagang dapat berjualan secara normal.
Kebijakan Pemerintah Kota Salatiga sejak tahun 1991 terkait pembangunan pasar adalah kerjasamanya  dengan bentuk Investasi. Pada tahun 2003 Pasar Rejosari habis sewa hak pakainya dan sejak tahun 2003 – 2009 ada 12 calon Investor yang kebanyakan mengemban konsep tradisional yang di gabung dengan pasar modern, misal lantai bawah Hipermart atasnya pasar tradisional. Namun kesemuanya tidak bisa dilanjutkan karena ada ketentuan tentang pasar tradisional.
Revitalisasi Pasar Rejosari juga untuk menaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi UPTD IV (Ps Cengek, Ps. Rejosari, Ps Andong, Ps Jetis dan Ps BanyuputihI yang tadinya hanya 60 Juta/tahun, sekarang menjadi 300 Juta/Tahun hanya untuk Pasar Rejosari saja.

Pasar Rejosari memiliki lahan 1 Ha. Tahun 2007/2008 Pemkot Salatiga membeli tanah di Jl. Veteran yang rencananya untuk perluasan pasar dan sekarang di bangun untuk TPPS. Rencana pembangunan pasar Rejosari ini untuk memecah konsentrasi pusat keramaian kota yang berpusat di Jl. Jendral Sudirman, selain itu sebagai kota transit, pembangunan Pasar Rejosari sebagai transit wisata karena letak Pasar Rejosari di Jl Veteran dan Jl Hasanudin yang merupakan jalur Lintas Semarang – Solo dan arah Kopeng dan Magelang.
Konsep yang di tawarkan Patra Berkah Itqoni adalah pasar tradisional murni dengan konsep pembiyaan subsidi silang.
Proses sosialisasi mulai November 2011  sudah 19 kali dan beberapakali ada yang melibatkan pedagang secara keseleruhan yaitu pada tanggal 9 dan 10 November 2012, dan setelah ini kalau misalkan ada permasalahan yang timbul silahkan datang ke Disperindagkop & UMKM Kota Salatiga, PBI ataupun UPTD.
Prioritas Pemerintah Kota adalah Pembangunan TPPS agar pedagang bisa berjualan secara layak seperti di pasar – pasar lainnya yaitu tempat jualan yang representative, bagus bersih dan bisa berjualan meskipun musim hujan. saya memahami ketakutan pedagang terkait harga yang masih terasa berat menurut sebagian bedagang. Namun ijinkan kami untuk mempelajari lebih mendalam tingkat kemampuan pedagang, sehingga nanti jika pemerintah memberikan bantuan tidak salah sasaran dan saya berharap pedagang dapat kooperatif terkait penelitian yang akan kita lakukan termasuk beban pinjaman sehingga kita mengetahui kekuatan pedagang seberapa, kata kepala Disperindagkop & UMKM Salatiga.
Paguyuban pertama adalah P3R yang ketuanya adalah Pak Tik yang sudah terdaftar di Kesbangpol, saat ini paguyuban ada 2 silahkan membentuk paguyuban yang penting membawa kebaikan dan menyampaikan aspirasi secara baik Imbuhnya.
Sedangkan dari PBI sendiri menjelaskan bahwa Konsep pembangunan Pasar Rejosari adalah Pasar tradisional murni, bukan pasar tradisional modern atau pasar tradisional yang di campur dengan pasar modern. kami tetap mengembangkan pasar Tradisional yang mampu berdaya saing dengan pasar modern, karena kondisi sekarang data yang dikeluarkan oleh Kemenperindag jumlah pasar Modern Mengalami kenaikan sebesar 75% pertahun sedagangkan pasar Tradisional mengalami Penurunan Sebesar 8,1% pertahun, hal tersebut karena selama ini pasar tradisional tidak pernah merubah citra dirinya terkait perkembangan perubahan persepsi konsumen. Pasar tradisional tetap mempertahankan kesan Kumuh, Becek Jorok, padahal masyarakat sekarang sudah mengalami pergeseran persepsi.
Direktur Utama PT Patra Berkah Itqoni Ir Irwan Khalis, MM
Disini kita mencoba mengajak Pedagang Pasar Rejosari dan pasar – pasar tradisional yang kita kembangkan seluruh Indonesia untuk mulai bergerak dan berbenah diri, supaya bisa bersaing dengan pasar Modern. Kita tidak hanya membangun dan menerima angsuran pembayaran kios dari pedagang kemudian kita pergi membawa keuntungan. kita nantinya akan secara bersama – sama dengan pedagang selama 27 tahun membuat pasar Rejosari menjadi ramai. 
Kekhawatiran pedagang dengan bangunan yang mewah membuat harga Kios dan Los menjadi tinggi/mahal. Dengan lantai bertingkat pedagang khawatir mendapat tempat di lantai atas sehingga tidak laku, namun di sini kita akan menjamin bahwa pedagang existing akan ditempatkan di lantai dasar yang rata dengan Jl. Hasanudin. Jika tidak nanti silahkan laporkan pada Pak Wali, Kapolres, Dandim, dan Kajari mumpung ada disini jadi saksi biar kami di tegur, Tegas Dirut PT PBI. Lantai atas itu untuk pedagang baru yang nantinya akan mensubsidi pedagang lama semua.
Harga dari kita yang tadinya 9 juta/m menjadi 8 juta/m untuk los, sedangkan kios yang tadinya 13 juta/m menjadi 12 Juta /m, dan angsuran harian bisa di sesuaikan dengan kemampuan bayar caranya bagaimana yaitu dengan memperpanjang masa anggsuran menjadi lebih dari 5 tahun. jika masih ada pedagang yang merasa tidak mampu silahkan sewa harian untuk los dari kami adalah 3000 dan kios adalah 6000, harga tersebut adalah untuk pedagang exsisting Bersurat.
sedangkan arahan dari Walikota Salatiga adalah Pemerintah Kota Salatiga dalam Rangka Revitalisasi Pasar Rejosari adalah Pembangunan TPPS (Tempat Penampungan Pedagang Sementara) yang representative sehingga pedagang dapat berjualan dan layak, Penempatan pedagang ke TPPS tidak dipungut biaya sepeserpun. sedangkan berkaitan pembangunan Pasar Rejosari tata letak lay out yang sudah ditetapkan sesuai dengan jenis dagangan yang nantinya akan ditata oleh Disperindagkop.
Selanjutnya berkaitan dengan harga akan dijelaskan oleh Patra Berkah Itqoni (PBI), dengan prinsip Pemkot akan mengawasi dan memerintahkan, agar harga terjangkau  jika keberatan akan dicarikan solusinya. Pemerintah kota Salatiga akan mengawasi dan membantu proses pembangunan agar segera maju ke tahap konstruksi, dan rencana peletakan batu pertama pada bulan Desember 2013 dapat terlaksana. Masalah diselesaikan dengan musyawarah mufakat. pedagang juga harus bersikap kooperatif dalam proses pembangun Pasar Rejosari sehingga pembangunan terlaksana dan pedagang dapat berjualan semestinya.





0 komentar: