Rabu, 27 November 2013

Peneliti Australia Bukukan Sejarah Islam Jawa

Jakarta (Antara) - Peneliti asal Australia Merle Calvin Ricklefs membukukan sejarah pengislaman di tengah masyarakat Jawa sejak era kolonial hingga pascareformasi yang berjudul "Mengislamkan Jawa: Sejarah Islamisasi di Jawa dan Penentangnya dari 1930 sampai Sekarang".
"Dalam buku itu, saya berusaha menggambarkan bagaimana studi mengenai masyarakat Jawa juga berimplikasi pada tingkat global, sebagai bagian perkembangan universal, yaitu kebangkitan kembali pengaruh agama dalam kehidupan seseorang," kata Ricklefs dalam diskusi buku ketiganya tentang Islam Jawa di Jakarta, Senin (25/11) malam.


Dalam pengantarnya, pensiunan dosen Sejarah Asia Tenggara di National University of Singapore itu menyebut buku setebal 887 halaman itu merupakan buku terjemahan dari volume terakhir seri bukunya yang membahas sejarah Islamisasi di kalangan masyarakat Jawa.
Selain membahas pengislaman masyarakat Jawa, Ricklefs juga mengangkat keterkaitan agama dan politik; hubungan antara kedua bentuk otoritas, pengetahuan dan kekuasaan; serta pihak-pihak yang memegang otoritas, pengetahuan, dan kekuasaan itu.
"Bab terakhir dari volume ini mengupas beragam topik yang luas dan universal," kata penulis buku "Mystic Synthesis in Java: a History of Islamization from the Fourteenth to the Early Nineteenth Centuries" itu.
Ricklefs mengatakan bahwa kajian sejarah Islam di Jawa mempunyai signifikasi terhadap kajian agama-agama di dunia.
"Dahulu pada tahun 1960-an ada banyak pendapat bahwa modernisasi berarti harus sekularisasi dan itu tidak betul. Sekarang, modernisasi sejalan dengan intensifikasi agama, yaitu sesuatu yang hidup dalam diri sendiri dan bukan sebagai identitas budaya atau sosial, kecuali di Eropa Barat dan sejumlah tempat lain," kata Ricklefs.
Peneliti Politik Center for Strategic and International Studies (CSIS), Philips J. Vermonte, mengatakan bahwa buku "Mengislamkan Jawa" memberi konteks baru dalam kajian politik elektoral.
"Islam itu, karena mayoritas di Indonesia, menjadi faktor elektoral yang penting. Dari sisi elektoral, faktor-faktor Islam ini, kontribusi apa Islam terhadap elektoral politik," kata Philips.
Philips mengatakan bahwa kajian buku "Mengislamkan Jawa" dalam konteks politik menjelang Pemilihan Umum 2014, yaitu kecenderungan partai-partai Islam yang tidak mempunyai tokoh yang sesuai dengan karakteristik para pemilihnya.
"Mungkin sebenarnya tokohnya ada, ketua partai politik dan ketua organisasi itu kan juga tokoh. Akan tetapi, yang terjadi adalah masyarakat pemilih itu sudah berbeda dari pemimpin politiknya," kata Philips.

0 komentar: